e e

Sabtu, 29 Desember 2012

Pramusim, Transfer & Jadwal AC Milan 2012/13 [UPDATE]

Jadwal Serie A AC Milan :


  • Pekan 1 & 20 = Sampdoria Hasil : 0-1 (Costa)
  • Pekan 2 & 21 = Bologna Hasil : 3-1 (Pazzini 3x - Diamanti)
  • Pekan 3 & 22 = Atalanta Hasil : 0-1 (Cigarini)
  • Pekan 4 & 23 = Udinese Hasil : 1-2 (El Shaarawy - Ranegie, Di Natale)
  • Pekan 5 & 24 = Cagliari Hasil : 2-0 (El Shaarawy 2x)
  • Pekan 6 & 25 = Parma Hasil : 1-1 (El Shaarawy - Galoppa)
  • Pekan 7 & 26 = Inter Hasil : 0-1 (Samuel)
  • Pekan 8 & 27 = Lazio Hasil : 2-3 (de Jong, El Shaarawy - Hernanes, Candreva, Klose)
  • Pekan 9 & 28 = Genoa Hasil : 1-0 (El Shaarawy)
  • Pekan 10 & 29 = Palermo Hasil : 2-2 (Miccoli, Brineza - Montolivo, El Shaarawy)
  • Pekan 11 & 30 = Chievo Hasil 5-1 (Emanuelson, Montolivo, Bojan, El Shaarawy, Pazzini - Pellisier)
  • Pekan 12 & 31 = Fiorentina Hasil : 1-3 (Pazzini - Aquilani, Borja Valero, El Hamdaoui)
  • Pekan 13 & 32 = Napoli Hasil : 2-2 (El Shaarawy 2x - Inler, Insigne)
  • Pekan 14 & 33 = Juventus Hasil : 1-0 (Robinho)
  • Pekan 15 & 34 = Catania Hasil : 3-1 (El Shaarawy 2x, Boateng - Legrottaglie)
  • Pekan 16 & 35 = Torino Hasil : 4-2 (Robinho, Nocerino, Pazzini, El Shaarawy - Santana, Bianchi)
  • Pekan 17 & 36 = Pescara Hasil : 4-1 (Nocerino, Abbruscato (bd), Jonathas (bd), El Shaarawy - Terlizzi)
  • Pekan 18 & 37 = Roma
  • Pekan 19 & 38 = Siena
Topskor Serie A AC Milan :
  • 14 gol
    • Stephan El Shaarawy
  • 6 gol
    • Giampaolo Pazzini
  • 2 gol

Paolo Maldini : 10 Momen Karier Terbaik



Paolo Maldini menorehkan banyak prestasi, baik di level klub maupun tim nasional. Dari semua yang sudah dicatatnya, kami rangkumkan sepuluh momen terbaik dalam karirnya.

10. Debut

20 Januari 1985 - Udinese vs Milan (1-1) "Kamu ingin bermain di mana, kiri atau kanan?" tanya Nils Liedholm, pelatih AC Milan saat itu di jeda pertandingan. "Anda yang putuskan," jawab Paolo yang saat itu masih berusia 16 tahun. Pelatih Swedia itu kemudian memposisikannya di kanan mengisi tempat Sergio Battistini dan lahirlah seorang legenda.

9. Pertama Untuk Italia
14 Juni 1988 - Italia vs Spanyol (1-0) Paolo Maldini semakin menancapkan cakarnya di sepakbola dunia dengan menjadi salah satu pemain yang paling dikenal mulai tahun itu. Saat itu dia berusia 19 tahun  dan sekaligus mengantar Italia menang atas Spanyol 1-0 berkat gol tunggal Gianluca Vialli.
8. Scudetto Pertama
15 Mei 1988 - Como vs Milan (1-1) AC Milan meraih gelar scudetto pertama mereka sejak musim 1978/79. Sukses di tahun ini juga menjadi awal bagi Maldini mengoleksi gelar dan medali juara.

7. Hancurkan Barcelona
18 Mei 1994 - Milan vs Barcelona (4-0) Setelah kalah di tahun sebelumnya, Milan berhasil tampil di final Piala Champions berturut-turut. Barcelona yang menjadi lawan mereka dibuat tak berdaya di partai itu, terutama di barisan depan karena keberadaan Maldini di posisi bek. Setelah meluluhlantakkan Barca 4-0, Milan pun mengangkat tropi juara.

6. Penakluk Duo Brasil
17 Juli 1994 - Brasil vs Italia (3-2)
Paolo Maldini nyaris saja memenangi tropi Piala Dunia pertamanya di tahun itu. Sayang Italia kalah lewat drama adu penalti. Namun yang membuatnya spesial adalah kemampuan Maldini menghentikan duo terbaik Brasil, Bebeto dan Romario di waktu normal.

5. Kuartet Tangguh Italia

12 Februari 1997 - Inggris vs Italia (0-1)
Di tahun ini terbentuk lini belakang Italia paling tangguh di eranya, yang kemudian dikenal sebagai pertahanan gerendel. Paolo Maldini menjadi pengendali lini belakang dibantu Ciro Ferrara, Alessandro Costacurta dan Fabio Cannavaro. Sampai saat ini, ketangguhan empat pemain Italia itu belum ada yang bisa mengalahkan.

4. Hanya Tiga Bek? Tak Masalah

29 Juni 2000 - Belanda vs Italia (3-1) Di momen ini Paolo Maldini kembali membuktikan ketangguhannya memimpin lini belakang Italia. Di semifinal Piala Eropa 2000 melawan Belanda yang kental dengan total football-nya, Maldini bisa menahan gempuran lawan meski hanya ditemani dua koleganya, Cannavaro dan Nesta, setelah di menit 35 Gianluca Zambrotta diusir keluar. Hebatnya, Maldini cs lolos ujian itu dan akhirnya menang dan lolos ke final lewat drama adu penalti.

3. Catat Rekor

7 Oktober 2000 - Italia vs Rumania (3-0)
Laga kualifikasi Piala Dunia 2002 itu menjadi partai spesial bagi Paolo Maldini karena dia mencatat caps terbanyak dengan 113 laga untuk Italia. Kemenangan 3-0 menjadi hadiah lain yang diterima Maldini setelah sebelum laga juga mendapat penghargaan berupa tropi spesial yang diberikan langsung oleh Giovanni Trapattoni, Cesare Maldini, Arrigo Sacchi dan Dino Zoff.

2. Dua Gol Kemenangan

2 Oktober 2005 - Milan vs Reggina (2-1) Ketika lini depan tidak produktif, Paolo Maldini membuktikan dirinya juga bisa diandalkan untuk membawa timnya menang. Dia mencetak dua gol lewat kaki dan kepalanya dan membawa Milan meraih tiga poin atas Reggina berkat kemenangan 2-1.

1. Liga Champions Terakhir

23 Mei 2007 - Milan vs Liverpool (2-1)
Maldini mengangkat tropi juara untuk kali kedua sebagai kapten AC Milan di usia 38 tahun setelah menundukkan Liverpool 2-1 di Athena.
Forza Paolo Maldini !
Forza AC.Milan 1899 Cuore Sempre !

Jumat, 28 Desember 2012

FOKUS: Lima Pemain Yang Perlu Dibeli AC Milan Pada Bursa Transfer Januari 2013

 Ac Milan players celebrate against Anderlecht
Bursa transfer musim panas kemarin bak mimpi buruk buat AC Milan. Bagaimana tidak, I Rossoneri harus mengucap selamat tinggal kepada pemain senior semacam Alessandro Nesta, Clarence Seedorf, Gennaro Gattuso dan Filippo Inzaghi. 
Situasi tambah buruk setelah para bintang yang mempersembahkan Scudetto di musim 2010/11: Mark van Bommel, Zlatan Ibrahimovic dan Thiago Silva dilego. Belum lagi attacante temperamental Antonio Cassano yang memutuskan membelot ke tim sekota, FC Internazionale.

Hasilnya, Massimiliano Allegri kerepotan meracik tim dengan pemain seadanya. Hanya mengepak tiga kemenangan dari sepuluh laga awal menjadi bukti I Rossoneri belum bisa "move on" dari para mantan pemainnya. Posisi Allegri pun kian panas, sejumlah nama masuk kandidat suksesor--termasuk Inzaghi--namun Milan bersikeras mempertahankan mantan allenatore Cagliari.

Riccardo Montolivo: AC Milan Bisa Libas Barcelona




 Riccardo Montolivo
Gelandang AC Milan Riccardo Montolivo merasa yakin skuat Rossoneri memiliki modal cukup menyingkirkan Barcelona di Liga Champions.
Tim elit Italia tersebut akan berhadapan dengan raksasa La Liga Spanyol di babak 16 besar dan Montolivo mengatakan membekap Barca bukan pekerjaan mustahil.

"Di atas kertas kami memang tidak masuk hitungan, tetapi ini bisa dijadikan motivasi," ujarnya di ANSA.

"Kami tahu bisa lolos ke putaran berikutnya dan dalam beberapa bulan ke depan kekuatan Milan bisa berkembang lebih baik lagi."

Konsentrasi Milan untuk sementara tercurah ke kompetisi domestik dan performa mereka terus menanjak hingga bisa menyegel peringkat ketujuh klasemen sementara dengan 27 poin.

"Kami bisa mendekat ke tiga besar," tandasnya.

Stephan El Shaarawy Berharap Terus Dipertahankan AC Milan

Menggemari AC Milan semenjak kecil, Stephan El Shaarawy pun mengikrarkan keinginan untuk terus merumput dalam balutan seragam Merah-Hitam.

Digaet dari Genoa tahun lalu, talenta istimewa pemain berjulukan Si Firaun Kecil itu baru benar-benar terlihat musim ini setelah ia menjadi pilihan utama sepeninggal Zlatan Ibrahimovic ke Paris Saint-Germain.
Mengemas 14 gol dari 18 penampilan Serie A, El Shaarawy kini tercatat sebagai topscorer sementara kompetisi sehingga tak heran klub-klub tenar Eropa mulai meliriknya. Namun si pemain sendiri menegaskan tak berencana hengkang dari San Siro dan ia pun berharap pihak klub bakal sekuat tenaga mempertahankannya sekalipun ada tawaran yang sulit ditolak.
“Saya telah mendukung Milan sejak saya masih anak-anak,” cetus El Shaarawy kepada La Stampa.
“Meski begitu, tak ada hal yang pasti dalam sepakbola. Bila datang sebuah tawaran besar untuk saya, saya berharap Milan akan memiliki kekuatan untuk mempertahankan saya,” imbuh pemuda 20 tahun itu.

Riccardo Montolivo: Saya Bisa Mainkan Peran Andrea Pirlo

Riccardo Montolivo
Riccardo Montolivo merasa dirinya memiliki kapasitas memadai untuk menjalankan peran yang serupa Andrea Pirlo, yakni sebagai deep-lying playmaker.
Selepas kepergian sang metronom ke Juventus musim lalu, AC Milan jadi jarang bermain dengan seorang pengatur serangan dari posisi yang lebih dalam.
Kini, mereka dapat mencobanya lagi dengan Montolivo, namun tentu saja semua tergantung keputusan Massimiliano Allegri selaku allenatore.
“Saya pikir saya bisa bermain di depan pertahanan,” ungkap Montolivo, yang merapat ke San Siro dengan bebas transfer dari Fiorentina musim panas kemarin, kepada Milan Channel.
“Dengan melatihnya selama beberapa waktu saya pikir saya mampu melakoni peran tersebut, tapi sekarang ini saya biasa dipergunakan sebagai gelandang sentral yang agak ke depan.”
“Saya tersedia untuk sang pelatih, jadi tergantung kepadanya untuk memutuskan di mana memainkan saya,” pungkas Montolivo.
 

Kevin-Prince Boateng: Stephan El Shaarawy Jelmaan Zlatan Ibrahimovic

Kevin-Prince Boateng memuji rekan setimnya Stephan El Sharaawy. Boateng memuji kontribusi penyerang berusia 20 tahun bagi Rossoneri dengan torehan 16 gol di musim ini.
“Kami hampir memiliki ‘Ibrahimovic baru’. Jika El Shaarawy terus konsisten, dia tentu akan menjelma sepertinya,” ungkap gelandang Milan itu kepada Die Welt.
“Dengan striker seperti Ibrahimovic, para pemain seperti saya dan Nocerino mendapatkan banyak ruang sehingga kami memiliki kesempatan untuk mencetak gol.”
“Namun sekarang, hal tersebut menjadi lebih sulit. Tetapi kami harus meningkatkan performa kami dan bekerja lebih banyak,” tutup Boateng.
Boateng juga mengungkapkan, Rossoneri masih berpeluang menang menghadapi Barcelona di 16 besar Liga Champions. “Daud bisa mengalahkan Goliath. Apapun bisa terjadi,” tuturnya.

Tak Dipecat, Massimiliano Allegri Sebut AC Milan Ambil Keputusan Tepat

Pelatih AC Milan Massimiliano Allegri menilai manajemen AC Milan sudah mengambil keputusan tepat denagn tidak memecat dirinya, kendati Rossoneri mendapatkan hasil kurang bagus di paruh pertama Serie A Italia 2012/13.
Milan mengakhiri tahun 2012 dengan menempati peringkat ketujuh klasemen sementara, usai mendulang 27 poin, atau terpaut 17 angka dari Juventus yang berada di puncak. Situasi ini membuat Allegri terancam pemecatan. Namun manajemen klub tetap mempertahankan Allegri sebagai pelatih.

“Saya meyakini klub telah mengambil keputusan tepat. Kenyataannya, mereka luar biasa,” ujar Allegri kepada Sky Sport Italia.

“Di masa sulit seperti ini, mereka bisa saja dengan mudah mengganti pelatih, karena kami tidak memenangi sejumlah laga. Dengan hasil tidak berpihak kepada kami, biasanya pelatih harus menanggungnya.”

e