e e

Jumat, 02 November 2012

Stephan El Shaarawy, Harapan Baru I Rossoneri

Pemain berjuluk 'Firaun Kecil' ini... muda dan berbahaya! 
 
Tak banyak kabar baik tentang Milan di awal musim 2012/13 ini. Serangkaian hasil negatif ditambah sejumlah masalah di luar lapangan, membuat tim berjuluk Il Diavolo Rosso tak lagi dipandang berbahaya oleh lawan-lawannya. Milan musim ini dianggap sebagai salah satu yang terburuk sepanjang sejarah klub. Namun, di antara sekian banyak problematika yang tengah dihadapi tim asal kota mode musim ini, ada satu hal positif  : Stephan El Shaarawy.
Ya, pemuda kelahiran 27 Oktober 1992 itu justru tampil bersinar di tengah carut marut permasalahan yang tengah menimpa klubnya. Sebelum musim dimulai, tak ada yang menyangka bahwa El Shaarawy akan melejit. Alexandre Pato ataupun Giampaolo Pazzini adalah dua nama yang digadang-gadang paling berpotensi untuk menggantikan sosok penting Zlatan Ibrahimovic yang hengkang ke Paris.
Namun, fakta berbicara lain. Hingga giornata ke-10, El Shaarawy menjadi pemain dengan menit kontribusi terbanyak di Milan, yakni 810 menit. Dari sepuluh laga, ia selalu tampil sebagai starter – catatan luar biasa untuk seorang anak muda berusia 20 tahun. Hebatnya, kini ia tengah memuncaki daftar top skorer sementara Serie A dengan torehan tujuh gol, mengungguli penyerang-penyerang senior macam Antonio Di Natale, Miroslav Klose dan Edinson Cavani yang baru mengoleksi enam.
Salah satu gol-nya musim ini, yakni kala melawan Zenit di ajang Liga Champion, mengingatkan kita kepada gol-gol khas Kaka saat masih membela Milan. Ia menggring bola dengan cepat, melewati dua sampai tiga pemain belakang, dan diakhiri dengan mengirim tembakan terarah ke pojok kanan gawang. Gol yang menegaskan bahwa Milan kini punya harapan baru selepas perginya sejumlah pemain bintang.
Peran Galliani
Wakil Presiden merangkap CEO Milan, Adriano Galliani, punya peran cukup besar dalam perkembangan karir pemain berdarah campuran Mesir-Italia tersebut. Atas proposal Galliani-lah pemain berjuluk ‘Firaun Kecil’ itu bisa didatangkan dari Genoa, dengan bandrol senilai 15,5 juta euro – harga yang tidak murah untuk ukuran pemain belia.
Saat menyambut kedatangan El Shaarawy tahun 2011 silam, Galliani berucap, “Ia memiliki kaki yang kuat dan bagus dalam melakukan tembakan dari luar kotak penalti. Akurasi umpannya juga baik dan bisa mengkreasi peluang. Ia investasi Milan di masa yang akan datang,”.

Melihat apa yang telah ditunjukkannya sejauh ini, I Rossoneri bisa dibilang menuai keuntungan lebih awal dari apa yang telah disebut sang wapres sebagai ‘investasi masa depan’. Tak butuh waktu hingga tiga atau empat tahun bagi sang pemain untuk bisa memberi kontribusi berarti bagi tim yang membelinya dengan harga mahal. Di musim keduanya, ia seakan mengisyaratkan bahwa dirinya sudah siap memikul beban sebagai harapan baru bagi Milan.

@milanistitwit
Korban ‘bully’ Ibra
Mengoleksi tujuh gol dari sepuluh laga, El Shaarawy boleh berbangga diri. Pasalnya catatan itu melebihi capaian Zlatan Ibrahimovic di musim pertamanya bersama Milan. Kepuasan tersendiri tentu dirasakannya, terlebih Ibra pernah menjadi ‘mimpi buruk’ bagi El Shaarawy saat masih bermain di Milan. Tak hanya memperkecil peluangnya untuk bermain, di luar pertandingan Ibra juga sering mempersulit El Shaarawy dengan intimidasi-intimidasi layaknya senior yang mem-bully juniornya di bangku sekolah.
“Sangat sulit mendaptkan pujian darinya (Ibrahimovic). Perlakuan buruk pernah saya rasakan. Di pertandingan ataupun saat latihan, saya seperti harus selalu mengoper bola kepadanya. Jika tidak, ia akan mengeluh dan membetakku saat istirahat. Anda perlu mengerti bagaimana cara berhubungan dengannya. Jika tidak, ia akan mengerjai Anda,” ungkap El Shaarawy seperti pernah dilansir Football Italia.
Lebih dari itu, Ibra bahkan pernah dikabarkan menendang bokong El Shaarawy di ruang ganti pemain, saat kapten kedua tim, Gennaro Gattuso memperingatkannya perihal rambut dan alisnya yang memang agak nyeleneh. Beruntung sejumlah pemain termasuk kapten tim Massimo Ambrosini selalu mendukungya.
Kini, Ibra telah pergi dan itu ibarat berkah bagi El Shaarawy. Selain bisa mendapat menit bermain lebih banyak, ia kini bisa bermain lebih lepas dan tanpa tekanan.
Banjir Pujian
Kelebihan El Shaarawy adalah kecepatan larinya dan sepakannya yang akurat. Tak hanya itu, ia juga contoh pemain bijak yang tahu kapan harus men-dribble, kapan harus mengoper dan kapan harus menembak – hal langka yang jarang ditemui pada kebanyakan pemain muda, yang kebanyakan sering memaksakan diri. Pemain bernomer punggung 92 itu juga tak jarang terlihat ikut mundur membantu pertahanan. Karakter permainan yang membuatnya mendapat banyak pujian.
“El Shaarawy adalah seorang anak muda yang memasuki liga layaknya seekor banteng. Ia merupakan masa depan Italia, yang harus dibimbing dan menjadikannya lebih baik,” ujar Cesare Prandelli, pelatih timas Italia yang memanggilnya untuk melakoni debut bersama tim senior Italia.
Andriy Shevchenko, salah satu pencetak gol terbanyak Milan sepanjang masa juga tak ketinggalan menyuarakan pujian kepadanya. “El Shaarawy cepat dan diberkahi teknik yang bagus. Dia seperti siapa? Saya tidak tahu dengan siapa El Shaarawy bisa dibandingkan. Tapi ia mengingatkan saya pada diri saya sendiri, terutama saat dia berakselerasi,” ucap striker asal Ukraina itu.
Mantan pelatih Milan, Carlo Ancelotti bahkan menyamakan pemain berpostur 178 sentimeter itu dengan talenta berbakat asal Brasil, Neymar. “Dari segi karakteristik permainan, El Shaarawy mengingatkan saya pada Neymar.”
Catatan menarik juga ditorehkan El Shaarawy musim ini. Ia mematahkan rekor Alexandre Pato sebagai pemain termuda Milan yang mencetak gol di ajang Liga Champion. Ia baru berusia 19 tahun 342 hari saat mencetak gol ke gawang Zenit di pertandingan fase grup Liga Champion belum lama ini.
Hasil kerja kerasnya sejauh ini pun berbuah pengakuan terhadap kualitasnya. El Shaarawy masuk dalam daftar nominasi Golden Boy 2012 – sebuah penghargaan untuk pemain muda berbakat yang disponsori oleh TuttoSport, bersama talenta-talenta muda berbakat lainnya diantaranya Mario Gotze dari Borussia Dortmund dan Alex Oxlade-Chamberlain dari Arsenal.
Kini sang youngster sudah tak canggung menyuarakan tergetnya. Ia mengincar satu tempat di lini depan timnas Italia untuk Piala Dunia 2014 di Brasil.
“Targetku adalah tampil di Piala Dunia 2014. Tetapi, sebelum itu aku ingin bermain di Piala Eropa U-21. Turnamen itu penting bagiku,” ucap El Shaarawy.
“Saya ingin bermain sebanyak mungkin di Milan. Mudah-mudahan jumlah gol saya bisa mencapai dua digit di Serie-A. Setidaknya 15 gol musim ini.”



0 komentar:

Posting Komentar

e